Casuarius casuarius (Kasuari Gelambir Ganda)

Kasuari gelambir ganda sedang mencari makan, sumber foto: Tn. Lorentz

Casuarius casuarius merupakan jenis kasuari yang paling besar. Ukuran tingginya berkisar antara 1.3 – 1.7 m dengan berat dapat mencapai 60 kg. Tubuh C. casuarius dewasa secara keseluruhan berwarna hitam, dengan warna biru cerah pada bagian kepala sampai leher dan sedikit warna merah pada leher belakang, terdapat helm (casque) berbentuk segitiga berwarna coklat muda pada bagian kepala, dan yang paling mencolok adalah dua gelambir berwarna  merah yang mengantung pada leher depan. C. casuarius betina memiliki ukuran yang lebih besar dan lebih menarik dibandingkan jantannya. Sedangkan anak C. Casuarius berwarna cokelat dan memiliki gelambir kecil berwarna kuning pada leher bagian depan. Jenis ini bersuara seperti dengkuran dalam dan rendah, serta suara keras mwaaaa. Ketika merasa terancam C. Casuarius akan menyerang.

Secara global persebaran jenis ini meliputi Indonesia, Papua Nugini, dan Timur Laut Australia. Khusus untuk Indonesia jenis ini dapat ditemukan di Kepulauan Aru, Kepulauan Seram, Papua dan Papua Barat. C. casuarius umumnya ditemukan pada hutan primer maupun sekunder yang rapat di wilayah dataran rendah hingga pada ketinggian 500 mdpl. Jenis ini bersarang pada tumpukan ranting yang tertutupi oleh daun kering atau pada celah-celah pohon yang patah dan roboh. Telur C. casuarius berwarna hijau dan berbintik-bintik. Pada setiap periode bertelur jumlah telur berkisar antara 2-5 butir.

C. casuarius dapat ditemukan di wilayah selatan Taman Nasional Lorentz yaitu Mimika dan Asmat, khususnya di wilayah Sungai Ohotya. Daerah jelajahnya berada di hutan-hutan sagu, tepi sungai (riparian), dan padang rumput. Sangat mudah untuk menemukan jejak, feses dan sisa makanan C. casuarius di wilayah tersebut. Jenis ini memanfaatkan buah sagu Metroxylon sagu, Pandanus sp., Barringtonia sp., dan buah-buahan lainnya yang jatuh ke lantai hutan sebagai pakan. Jika beruntung, saat menyusuri sungai pada sore hari C. casuarius dapat diamati secara langsung di antara rumput tebu Saccharum officinarum.

C. casuarius merupakan salah satu satwa identitas Pulau Papua selain Burung Cenderawasih. Masyarakat memanfaatkannya secara langsung dalam kehidupan sehari-hari sebagai bahan makanan, aksesoris pada noken, hiasan kepala,  tombak dan tifa., Bahan obat-obatan dan diperdagangkan. Bagian yang dimanfaatkan meliputi daging, bulu, telur, kuku, dan gemuk. Perburuan terus menerus yang dilakukan oleh masyarakat dengan menggunakan jerat kaki dan jerat kepala akan mengancam kelestarian jenis. Ancaman lain adalah kerusakan lahan dan fragmentasi habitat.


Pada tahun 1994-2017 jenis ini termasuk Vulnerable (Rentan) menurut Redlist Database1 IUCN2, akan tetapi hasil penilaian terbaru pada tahun 2018 mengelompakkan jenis ini pada kategori Least Concern (Resiko Rendah) karena jumlah populasinya masih dianggap cukup banyak. C.casuarius tidak ditemukan pada Appendix List CITES2 (Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Flora and Fauna.  Namun jenis ini termasuk dalam Jenis satwa yang dilindungi berdasarkan P.92/Menlhk/Setjen/Kum.1/2018.

Anak kasuari, Foto Bulan

Anak kasuari hasil sitaan di mile 21, foto bulan
1Informasi yang memuat hasil analisis mengenai status perlindungan, tren, ancaman terhadap species sebagai pertimbangan untuk upaya-upaya konservasi.
2International union for Conservation of Nature
3Daftar tumbuhan yang tidak boleh diperdagangkan atau perdagangannya diatur sesuai dengan konvensi internasional CITES (Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Flora and Fauna)

Pratt, Thane K., dan Bruce M. Beehler. 2015. Birds of New Guinea, Second Edition. Princeton University Press, Princeton, NJ, USA.

The IUCN Red List of Threatened Species. 2018.Casuarius casuarius, Southern Cassowary. www.iucn redlist.org, diakses 17 Januari 2018.

Beehler, B. M., Pratt, T. K. and Zimmerman, D. A. 1986. Burung-Burung di kawasan Papua, Papua Nugini dan Pulau-Pulau Satelitnya. LIPI- Seri Panduan Lapangan. Indonesia.

Rahawarin, Y. Y., Dkk. 2014.Perburuan Kasuari (Casuarius spp.) Secara Tradisional Oleh Masyarakat Suku Nduga di Distrik Sawaerma Kabupaten Asmat. Jurnal Manusia dan Lingkungan Vol 21, No.1 Maret 2014, Halaman 98-105.

Hasil Observasi Lapangan 

Komentar

Postingan Populer